Daftar nama jenis penyakit ataxia

Penyakit degeneratif saraf saraf tulang spinocerebellar ataxia, spinocerebellar Degeneration mungkin banyak dianggap merupakan dua penyakit yang berbeda, namun ini adalah satu penyakit, hanya saja berbeda nama. Spinocerebellar Ataxia, atau lebih sering disebut Ataxia memiliki gejala-gejala sebagai berikut :
1 pergerakan terhambat (tiba-tiba jatuh tanpa sebab, tidak bisa menjaga keseimbangan, dll.
2 pergerakan terhenti secara tiba-tiba, tidak bisa mengendalikan syaraf motorik tubuh Jika sudah mulai akut, bisa saja penderita tidak bisa berjalan, maka harus menggunakan kursi roda, bahkan pada nantinya hanya bisa berbaring di atas ranjang dan menggantungkan seluruh hidupnya dengan bantuan orang di sekitarnya. Yang berbahaya dari penyakit ini adalah, saat sedang makan bisa saja penderita tersedak secara tiba-tiba, dan bila tidak mendapat penanganan secara lanjut, itu akan menghambat jalur pernapasannya dan mengakibatkan kematian. Belum ada cara pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan penyakit ini secara tuntas, secara penyebabnya adalah rusaknya jaringan otak kecil dan syaraf tulang belakang. Banyak orang yang menyangka, kalau penyakit ini disebabkan oleh virus, tapi yang benar ada dua hal, bisa karena keturunan, atau mutasi gen, dan beberapa penyebab lain. Yang pasti, penyakit Spinocerebellar Ataxia tidak disebabkan oleh virus. Sekarang, para penderita hanya dapat melakukan terapi sesuai gejala yang dialami. Tapi, bukan hal yang tidak mungkin kalau pada masa yang akan datang akan ditemukan obat yang ampuh untuk menuntaskan penyakit ini, mengingat penelitian yang dilakukan secara terus menerus oleh para ahli.
3.penyakit ini bis menyerang siap saja (dengan kata lain tidak pandang bulu). sehingga orang yg mengalami penyakit ini tidak tahu penykit apa ysng dialaminya.banyak para ahli mengtakan penyakit ini adalah salah satu penyakit yang mematikan.
4.ataxia merupakan penyakit langka yang belum jelas diketahui identitasnya,itulh sebabnya penyakit ataxia ini belum dapat ditemukan apa obatnya.
ini fakta nya :
Add caption |
Durotul Yatimah akhirnya meninggal
Boyolali (Soloraya Online),
Durotul Yatimah (47), warga Sidomulyo Kecamatan Ampel, salah satu
penderita penyakit lumpuh ‘ataxia friedreich’, akhirnya meninggal, Jumat
(22/4) malam. Sebelum meninggal, kondisi kesehatan korban sempat kritis
dan akhirnya meningga dunia sekitar pukul 20.50 WIB. Korban kemudian
dimakamkan di pemakaman umum desa setempat Sabtu (23/4) siang
.
“Kakak saya sempat kritis sebelum meninggal,” kata Daimul Iksan (42), adik korban, Minggu (24/4).
Sebelumnya kondisi korban selama dirawat di RSU Pandanarang Boyolali sekitar 12 hari lalu, menunjukkan perbaikan cukup signifikan. Korban juga menunjukkan semangat tinggi dalam berjuang melawan sakit yang dideritanya.
“Kakak saya sempat kritis sebelum meninggal,” kata Daimul Iksan (42), adik korban, Minggu (24/4).
Sebelumnya kondisi korban selama dirawat di RSU Pandanarang Boyolali sekitar 12 hari lalu, menunjukkan perbaikan cukup signifikan. Korban juga menunjukkan semangat tinggi dalam berjuang melawan sakit yang dideritanya.
Dengan meninggalnya Durotul, menambah
daftar warga Sidomulyo yang tewas karena menderita penyakit ataxia
friedreich. Terakhir, sebelum kematian Durotul, beberapa bulan lalu
kakaknya yang bernama Misbaul Munir juga meninggal dunia.
Menurut Daimul, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali sempat berniat
mengirimkan sampel darah ke Jakarta untuk pemeriksaan lanjutan.
Pengambilan sampel darah sebelumnya juga telah dilakukan oleh tim RSUD
Moewardi Solo saat enam penderita ataxia freidreich masih dirawat di RSU
Pandanarang. “Katanya Kamis kemarin mau diambil lagi tapi ditunda Senin
(25/4), dengan alas an pengiriman sampel ke Jakarta hanya dari Senin
hingga Kamis,” katanya.
Seperti telah diberitakan, enam pasien
penderita lumpuh genetic langka tersebut sempat dirawat di RSU
Pandanarang selama 12 hari. Enam pasien yakni Durotul Yatimah (47) yang
sudah tutup usia, Nur Ikhsan (37) dan tiga adiknya, Yuli (26), Asih (20)
dan Aji Murdai (24) serta dua kerabatnya, dan Sri Lestari (24). Paska
perawatan di rumah sakit, menurut Yulianto Prabowo, Kepala Dinkes
Boyolali, perawatan dilakukan dengan kontrol rutin. Setelah kondisi
kesehatannya dinilai bagus, penderita akan dilepas pihak rumah sakit dan
akan dilakukan kontrol rutin oleh petugas Puskesmas Ampel. (yull)
mau tau apa aja tentang penyakit ATAXIA?
buka aja disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar